Produsen
dan Produksi
Produsen adalah orang
yang menghasilkan barang atau jasa untuk dijual atau dipasarkan, sedangkan
Produksi adalah usaha untuk menciptakan dan meningkatkan kegunaan suatu barang
untuk memenuhi kebutuhan. Dengan pengertian lain, produksi merupakan konsep
arus (flow consept), bahwa kegiatan produksi diukur dari jumlah barang-barang
atau jasa yang dihasilkan dalam suatu
periode waktu tertentu, sedangkan kualitas barang atau jasa yang dihasilkan
tidak berubah.
Perilaku produsen
dilakukan semata-mata agar tidak merugikan produsen namun juga tidak
memberatkan konsumen. Dengan demikian daya konsumsi akan stabil karena antara
konsumen maupun produsen sama-sama saling membutuhkan.
Perilaku
produsen dalam kegiatan perekonomian :
Bagi Masyarakat : Tanggung jawab sosial produsen kepada
masyarakat.
Bagi Pemerintah :
Produsen merupakan partner untuk menjalankan tugas pemerintah dalam mewujudkan
tatanan masyarakat.
Tujuan
Tujuan dari produksi
adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam usaha mencapai kemakmuran.
Kemakmuran akan tercapai bila konsumen memiliki daya beli yang cukup tinggi dan
barang/jasa yang diperlukan tersedia cukup untuk memenuhi kebutuhan.
Di dalam suatu proses
produksi ada hal-hal yang harus diperhatikan, diantaranya:
komposisi input yang
bagaimana yang harus digunakan dan bagaimana proses produksi berlangsung agar
tingkat produksi maksimal sesuai hasil.
Input
Proses Produksi
Input dari proses
produksi mencakup Faktor-faktor Produksi, di mana pembagian dari faktor-faktor
produksi dapat ditampilkan dalam bagan di bawah ini:
Dalam proses produksi,
faktor produksi memiliki hubungan yang sangat erat dengan produk yang
dihasilkan. Produk sebagai output (keluaran) dari proses produksi sangat
bergantung pada faktor produksi sebagai input (masukan). Semakin besar jumlah
faktor produksi (input) yang masuk dalam proses produksi, semakin besar pula
jumlah produk (output) yang dihasilkan.
sedangkan proses
produksi bergantung pada faktor produksi yang masuk ke dalamnya. Artinya, nilai
produk yang dihasilkan tersebut bergantung pada nilai faktor produksi yang
dikorbankan dalam proses produksinya. Keterkaitan antara nilai produk (output)
dan nlai faktor produksi (input) dalam proses produksi disebut fungsi produksi.
Secara sistematis, hubungan antara produksi dan produk dapat dituliskan:
Q=f(P)
Keterangan:
Q = jumlah produk yang dihasilkan
F = fungsi
P = faktor produksi yang masuk dalam proses
produksi
Definisi
Produsen
Produsen adalah orang
yang menghasilkan barang atau jasa untuk dijual atau dipasarkan, sedangkan
Produksi adalah usaha untuk menciptakan dan meningkatkan kegunaan suatu barang
untuk memenuhi kebutuhan. Dengan pengertian lain Produksi merupakan konsep arus
(flow consept), bahwa kegiatan produksi diukur dari jumlah barang-barang atau
jasa yang dihasilkan dalam suatu periode
waktu tertentu, sedangkan kualitas barang atau jasa yang dihasilkan tidak
berubah.
Produksi merupakan
suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau
menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.
Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan
produksi jasa.
Pengertian produksi
dapat diartikan juga sebagai usaha untuk menciptakan atau menambah fedah
ekonomi suatu benda dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sedangkan
orang, badan usaha, atau organisasi yang menghasilkan barang dan jasa disebut
produsen.
Contoh sederhana yang
bisa kita liat pada kegiatan produksi ikan asin. Di mana kegiatan produksi ikan
asin dimulai dari menangkap ikan, menjemur ikan, pengasinan ikan, sampai dengan
mengangkut dan memperdagangkan ikan. Contoh lain dari kegiatan produksi seperti pekerjaan akuntan, pekerjaan guru,
dokter, penasehat hukum dll.
Hak
dan Kewajiban
sebelum kta mengetahui
prilaku Produsen ada baiknya kita mengetahui dulu apa sih hak dan kewajiban
Produsen. Hak produsen antara lain :
·
Hak untuk menerima uang pembayaran
sesuai dengan kesepakatan
·
Hak untuk menuntut konsumen apabila
terjadi penipuan alat pembayaran
·
Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum
dan pembelaan apabila produk yang dijuak tidak terbukti berdampak negatif
Sedangkan kewajiban
produsen antara lain :
·
Memberikann informasi yang benar dan
sesuai dengan keadaan produk
·
Melayani konsumen dengan baik karena ”
Pembeli adalah Raja “
·
Memberikan jaminan kepada konsumen bahwa
produk yang ditawarkan merupakan produk yang aman dan layak untuk dikonsumsi
·
Memberikan ganti rugi apabila produk
yang dijual berdampak negatif bagi konsumen
Seorang produsen
mempunyai satu masalah pokok, yaitu bagaimana dengan sumber daya yang terbatas
mereka mereka dapat mencapai hasil yang optimal atau keuntungan yang besar.
Oleh karena itu laba adalah suatu ukuran keberhasilan bagi produsen. Seorang
produsen dituntut untuk bisa membandingkan antara pengorbanan yang
dilakukandengan hasil yang didapat.
Berikut ini adalah beberapa
contoh perilaku produsen:
·
Mencari keuntungan dengan pemakaian
modal seminimal mungkin tapi dengan hasil semaksimal mungkin.
·
Mematok biaya produksi berdasarkan
tingkat harga barang modal.
·
Member potongan harga kepada konsumen
yang membeli produk dalam jumlah banyak.
·
Tidak hanya menghasilkan barang atau
jasa yang sesuai kebutuhan, tetapi juga sesuai trend pasar saat ini.
·
Member diskon besar-besaran untuk
produksi yang sudah lama mereka produksi.
·
Produsen juga mengadaptasi isu global
atau keadaan sosial yang sedang terkenal saat itu untuk memasarkan barang atau
jasa yang mereka jual.
Perilaku produsen dalam
kegiatan produksi :
Perencanaan : Faktual dan realistis, logis dan
rasional, fleksibel, komitmen,komprehensi.
Pengorganisasian : Dalam pengorganisasian ini rencana
dilakukan dalam sebuah dengan cara mengkoordinasi.
Pengarahan : Suatu cara agar produsen bisa melakukan
rencana dengan baik atau rencana bisa terwujud.
Pengendalian : Proses pengontrolan yang dilakukan
oleh produsen.
Terdapat dua macam
faktor produksi yaitu faktor produksi asli dan faktor produksi turunan:
1. Faktor produksi asli antara lain sebagai
berikut :
Alam. Contohnya :
tanah, air, udara, sinar matahari, tumbuh – tumbuhan, hewan, barang tambang.
Tenaga kerja. Tanpa
adanya tenaga kerja, sumber daya alam yang tersedia tidak akan dapat dirubah
atau diolah menjadi barang hasil produksi.
2. Faktor produksi
turunan adalah modal dan keahlian (skill).
Fungsi Produksi
Fungsi produksi
merupakan interaksi antara masukan (input) dengan keluaran (output). Misalkan
kita memproduksi jas. Dalam fungsi produksi, jas itu bisa diproduksi dengan
berbagai macam cara. Kalau salah satu komposisinya diubah begitu saja, maka
hasilnya juga akan berubah. Namun, output dapat tetap sama bila perubahan satu
komposisi diganti dengan komposisi yang lain. Misalnya penurunan jumlah mesin
diganti dengan penambahan tenaga kerja.
Secara matematis,
fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut :
Q = f(L, R, C, T)
Dimana :
Q = jumlah barang yang dihasilkan
(quantity)
F = symbol persamaan (function)
L = tenaga kerja (labour)
R = kekayaan alam (resources)
C = modal (capital)
T = teknologi (technology)
Sebuah usaha produksi
baru bisa bekerja dengan baik bila dijalankan oleh produsen atau yang sering
kita sebut pengusaha. Pengusaha adalah orang yang mencari peluang yang
menguntungkan dan mengambil risiko seperlunya untuk merencanakan dan mengelola
suatu bisnis.
Pengusaha berbeda
dengan pemilik bisnis kecil ataupun manajer. Bila hanya memiliki sebuah usaha
dan hanya berusaha mencari keuntungan, maka orang itu barulah sebatas pemilik
bisnis.
Bila orang itu hanya
mengatur karyawan dan menggunakan sumber daya perusahaan untuk usaha, maka
orang itu disebut sebagai manajer. Pengusaha lebih dari keduanya. Pengusaha
berusaha mendirikan perusahaan yang menguntungkan, mencari dan mengelola sumber
daya untuk memulai suatu bisnis.
Agar berhasil seorang pengusaha harus mampu melakukan
4 hal sebagai berikut :
a)
Perencanaan. Perencanaan antara lain
terkait dengan penyusunan strategi, rencana bisnis, serta visi perusahaan. Ia
harus tau apa yang ingin ia capai dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut.
b)
Pengorganisasian. Semua sumber daya yang
ada harus bisa ia kelola untuk mencapai tujuan perusahaannya, baik sumber daya,
modal, maupun manusia.
c)
Pengarahan. Agar rencana bisa terwujud, pengusaha
wajib mengarahkan dan membimbing anak buahnya.
d)
Pengendalian. Kemampuan ini ada
hubungannya dengan bagaimana hasil pelaksanaan kerja tersebut.
Persaingan globa
semakin pesat dengan persaingan yang sangat kuat, maka produsen dan
perusahaannya harus mampu memikirkan perkembangan produksinya demi majunya
perusahaan dalam persaingan.
Teori Produsen dan
Fungsi Produksi
Yang dimaksud dengan
teori produksi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara tingkat produksi
dengan jumlah faktor-faktor produksi dan hasil penjualan outputnya.
Fungsi produksi adalah
suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan fisik atau teknis antara
jumlah faktor-faktor produksi yang dipergunakan dengan jumlah produk yang
dihasilkan per satuan waktu, tanpa memperhatikan harga-harga, baik harga
faktor-faktor produksi maupun harga produk. Secara matematis fungsi produksi
tersebut dapat dinyatakan:
“Y = f (X1, X2, X3,
……….., Xn)”
dimana Y = tingkat
produksi (output) yang dihasilkan dan X1, X2, X3, ……, Xn adalah berbagai faktor
produksi (input) yang digunakan. Fungsi ini masih bersifat umum, hanya biasa
menjelaskan bahwa produk yang dihasilkan tergantung dari faktor-faktor produksi
yang dipergunakan, tetapi belum bias memberikan penjelasan kuantitatif mengenai
hubungan antara produk dan faktor-faktor produksi tersebut. Untuk dapat
memberikan penjelasan kuantitatif, fungsi produksi tersebut harus dinyatakan
dalam bentuknya yang spesifik, seperti misalnya:
a) Y = a + bX ( fungsi
linier)
b) Y = a + bX – cX2 (
fungsi kuadratis)
c) Y = aX1bX2cX3d (
fungsi Cobb-Douglas), dan lain-lain.
Dalam teori ekonomi,
fungsi produksi diasumsikan tunduk pada suatu hukum yang disebut:
“The Law of Diminishing
Returns (Hukum Kenaikan Hasil Berkurang).”
Hukum ini menyatakan
bahwa apabila penggunaan satu macam input ditambah sedang input-input yang lain
tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahansatu unit input
yang ditambahkan tadi mula-mula naik, tetapi kemudian seterusnya menurun jika
input tersebut terus ditambahkan.
Produksi Optimal
Penentuan pola produksi
optimal merupakan masalah yang penting dalam suatu perusahaan, karena menjadi
dasar bagi perusahaan dalam menentukan dan merencanakan kebutuhan dan tingkat
produksi perusahaan. Ada tiga macam pola produksi yaitu: pola produksi konstan,
pola produksi bergelombang dan pola produksi moderat. Tujuannya adalah untuk
mengetahui hasil ramalan penjualan dan untuk mengetahui pola produksi optimal
yang tepat untuk diterapkan pada perusahaan.
Dalam melakukan
analisis data yang ada dalam perusahaan yang sesuai dengan pokok permasalahan ,
maka teknik analisis data yang dilakukan adalah analisis incremental cost yaitu
suatu analisis yang mempertimbangkan biaya-biaya tambahan yang muncul dalam
proses produksi dari masimg-masing alternative pola produksi yang ada.
Biaya-biaya yang dipertimbangkan adalah biaya simpan, biaya lembur, biaya
perputaran tenaga kerja dan biaya subkontrak
Produksi Optimal
Konsep efisiensi dari
aspek ekonomis dinamakan konsep efisiensi ekonomis atau efisiensi harga. Dalam
teori ekonomi produksi, pada umumnya menggunakan konsep ini. Dipandang dari
konsep efisiensi ekonomis, pemakaian faktor produksi dikatakan efisien apabila
ia dapat menghasilkan keuntungan maksimum. Untuk menentukan tingkat produksi
optimum menurut konsep efisiensi ekonomis, tidak cukup hanya dengan mengetahui
fungsi produksi. Ada syarat lagi yang harus diketahui, rasio harga harga
input-output. Secara matematis, syarat tersebut adalah sebagai berikut.
Keuntungan (p) dapat ditulis : p = PY.Y -Px.X, di mana Y = jumlah produk;
PY = harga produk;
X = faktor produksi;
Px = harga factor
produksi.
C. Least cost
combination
Persoalan least cost
combination adalah menentukan kombinasi input mana yang memerlukan biaya
terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan.
Dalam hal ini pengusaha
masih dapat menghemat biaya untuk menghasilkan produk tertentu selama nilai
input yang digantikan atau disubstitusi masih lebih besar dari nilai input yang
menggantikan atau yang mensubstitusi. Jadi, selama DX2.P2 > DX1.P1 maka
penggantian DX2 oleh DX1 masih menguntungkan.
Least Cost Combination
Isoquant atau
Isoproduct Curve adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara berbagai
kemungkinan 2 input variabel dengan tingakat output tertentu atau Kurva yang
menghubungkan titik kombinasi input untuk menghasilkan tingkat output yang
sama.
Marjinal Rate of
Technical Substitution (MRTS)
Jumlah input L yang
dapat disubstitusikan terhadap input K agar tingkat output yang dihasilkan
tidak berubah. Menunjukkan tingkat penggantian marjinal yang semakin kecil
sepanjang pergerakan ke bawah kurva isooquant.
Kendala Anggaran
Produsen (Kurva Isocost)
Isocost atau Garis
Ongkos sama adalah kombinasi faktor-faktor produksi yang dapat diperoleh dengan
mengeluarkan sejumlah ongkos tertentu. Untuk menggambar Isocost ini harus
diketahui uang tersedia dan harga masing-masing factor produksi/input.
Anggaran tertinggi yang
mampu disediakan produsen untuk membeli input yang digunakan dalam proses
produksi dihubungkan dengan harga input.
PKK + PLL ≤ C atau
PKK + PLL = C
Kombinasi Input
Variabel Biaya Terendah (Least Cost Combination)
Terjadi pada titik
singgung antara kurva isoquant dengan kurva isocost.
Kondisi penggunaan
input variabel yang dapat meminimumkan biaya:
Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian
menurut Schiffman, Kanuk (2004, p.547) adalah pemilihan dari dua atau lebih
alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat
keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk membeli
dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut itu
dilakukan. Bentuk proses pengambilan keputusan tersebut dapat digolongkan
sebagai berikut:
Fully Planned Purchase,
baik produk dan merek sudah dipilih sebelumnya. Biasanya terjadi ketika
keterlibatan dengan produk tinggi (barang otomotif) namun bisa juga terjadi
dengan keterlibatan pembelian yang rendah (kebutuhan rumah tangga). Planned
purchase dapat dialihkan dengan taktik marketing misalnya pengurangan harga,
kupon, atau aktivitas promosi lainnya.
Partially Planned
Purchase, bermaksud untuk membeli produk yang sudah ada tetapi pemilihan merek
ditunda sampai saat pembelajaran. Keputusan akhir dapat dipengaruhi oleh
discount harga, atau display produk.
Unplanned Purchase, baik
produk dan merek dipilih di tempat pembelian. Konsumen sering memanfaatkan
katalog dan produk pajangan sebagai pengganti daftar belanja. Dengan kata lain,
sebuah pajangan dapat mengingatkan sesorang akan kebutuhan dan memicu pembelian
(Engel, F. James, et.al , 2001, pp.127-128)
Faktor Psikologi
a. Motivasi
Kebutuhan yang mendesak
untuk mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan dari kebutuhan. Berdasarkan
teori Maslow, seseorang dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu waktu.
Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari yang paling mendesak
sampai paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal, keamanan, sosial, harga
diri, pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu sudah
terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator, dan orang tersebut
akan kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya
(Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.214).
b. Persepsi
Persepsi adalah proses
dimana seseorang memilih, mengorganisasi, dan menerjemahkan informasi untuk membentuk
sebuah gambaran yang berarti dari dunia. Orang dapat membentuk berbagai macam
persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sama (Kotler, Bowen, Makens, 2003,
p.215).
c. Pembelajaran
Pembelajaran adalah
suatu proses, yang selalu berkembang dan berubah sebagai hasil dari informasi
terbaru yang diterima (mungkin didapatkan dari membaca, diskusi, observasi,
berpikir) atau dari pengalaman sesungguhnya, baik informasi terbaru yang
diterima maupun pengalaman pribadi bertindak sebagai feedback bagi individu dan
menyediakan dasar bagi perilaku masa depan dalam situasi yang sama (Schiffman,
Kanuk, 2004, p.207).
d. Beliefs and Attitude
Beliefs adalah
pemikiran deskriptif bahwa seseorang mempercayai sesuatu. Beliefs dapat
didasarkan pada pengetahuan asli, opini, dan iman (Kotler, Amstrong, 2006,
p.144). Sedangkan attitudes adalah evaluasi, perasaan suka atau tidak suka, dan
kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang pada sebuah obyek atau ide
(Kotler, Amstrong, 2006, p.145).
4. Faktor Kebudayaan
Nilai-nilai dasar,
persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang melalui keluarga
dan lembaga penting lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.129). Penentu paling
dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Culture, mengkompromikan
nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang
secara terus-menerus dalam sebuah lingkungan. (Kotler, Bowen, Makens, 2003,
pp.201-202).
a. Subkultur
Sekelompok orang yang
berbagi sistem nilai berdasarkan persamaan pengalaman hidup dan keadaan,
seperti kebangsaan, agama, dan daerah (Kotler, Amstrong, 2006, p.130). Meskipun
konsumen pada negara yang berbeda mempunyai suatu kesamaan, nilai, sikap, dan
perilakunya seringkali berbeda secara dramatis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003,
p.202).
b. Kelas Sosial
Pengelompokkan individu
berdasarkan kesamaan nilai, minat, dan perilaku. Kelompok sosial tidak hanya
ditentukan oleh satu faktor saja misalnya pendapatan, tetapi ditentukan juga
oleh pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan lainnya (Kotler, Amstrong, 2006,
p.132).
Faktor Personal
a. Situasi Ekonomi
Keadaan ekonomi
seseorang akan mempengaruhi pilihan produk, contohnya rolex diposisikan
konsumen kelas atas sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen menengah.
Situasi ekonomi seseorang amat sangat mempengaruhi pemilihan produk dan
keputusan pembelian pada suatu produk tertentu (Kotler, Amstrong, 2006, p.137).
b. Gaya Hidup
Pola kehidupan
seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini orang
tersebut. Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan
yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda (Kotler, Amstrong,
2006, p.138)
c. Kepribadian dan
Konsep Diri
Personality adalah
karakteristik unik dari psikologi yang memimpin kepada kestabilan dan respon
terus menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri, contohnya orang yang
percaya diri, dominan, suka bersosialisasi, otonomi, defensif, mudah
beradaptasi, agresif (Kotler, Amstrong, 2006, p.140). Tiap orang memiliki
gambaran diri yang kompleks, dan perilaku seseorang cenderung konsisten dengan
konsep diri tersebut (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.212).
d. Umur dan Siklus
Hidup
Orang-orang merubah
barang dan jasa yang dibeli seiring dengan siklus kehidupannya. Rasa makanan,
baju-baju, perabot, dan rekreasi seringkali berhubungan dengan umur, membeli
juga dibentuk oleh family life cycle. Faktor-faktor penting yang berhubungan
dengan umur sering diperhatikan oleh para pelaku pasar. Ini mungkin dikarenakan
oleh perbedaan yang besar dalam umur antara orang-orang yang menentukan
strategi marketing dan orang-orang yang membeli produk atau servis. (Kotler,
Bowen, Makens, 2003, pp.205-206)
e. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang
mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli. Contohnya, pekerja konstruksi sering
membeli makan siang dari catering yang datang ke tempat kerja. Bisnis
eksekutif, membeli makan siang dari full service restoran, sedangkan pekerja
kantor membawa makan siangnya dari rumah atau membeli dari restoran cepat saji
terdekat (Kotler, Bowen,Makens, 2003, p. 207).