Tokopedia.com
merupakan salah satu mal online di Indonesia yang mengusung model bisnis
marketplace dan mall online. Tokopedia yang memungkinkan setiap individu, toko
kecil dan brand untuk membuka dan mengelola toko online. Sejak diluncurkan
sampai hingga akhir 2015, layanan dasar Tokopedia bisa digunakan oleh semua
orang secara gratis.
Dengan visi untuk "Membangun
Indonesia yang Lebih Baik Lewat Internet", Tokopedia memiliki program
untuk mendukung para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan perorangan
untuk mengembangkan usaha mereka dengan memasarkan produk secara online.
Bentuk / Struktur
Organisasi :
Leon dan William banyak berdiskusi
dengan investor mereka, termasuk dikenalkan dengan para pemain lain di industri
teknologi. Dari berbagai hasil diskusi tersebut mereka memutuskan model
organisasi yang digunakan adalah divisional bukan fungsional.
Sebagai
contoh, tim Tokopedia dibagi menjadi divisi-divisi berikut:
•
Seller Platform
•
Search & Discovery
•
Product & Catalogue
•
Logistic
•
Messaging
Tiap-tiap
divisi ini memiliki tim:
•
Product Owner
•
Engineer
•
Quality Assurance (QA)
•
IT Infrastructure
•
Business
•
Security
Dengan struktur seperti ini, maka akan
lebih mudah untuk bekerja sama satu sama lain, karena goalnya sama. Misal,
divisi Logistic mempunyai target KPI untuk menyediakan integrasi dengan Go-Jek.
Dengan begitu tim bisnis akan memikirkan bagaimana bentuk kerja samanya, tim
engineer akan memikirkan bagaimana integrasi teknologinya ke dalam aplikasi,
dst.
Saat ini jumlah personil tim Engineer,
QA, UI/UX di Tokopedia sudah mencapai sekitar 150-an. Tentunya jumlah ini akan
terus bertambah.
Tim engineer Tokopedia ini dipimpin oleh
seorang VP Engineer (CTO). Posisi ini dijabat oleh seorang ekspatriat yang
bernama Qasim Zaidi. Leon dan William diperkenalkan dengan Qasim oleh salah
satu investor mereka, Sequoia Capital. Sebelum bergabung dengan Tokopedia Qasim
bekerja di perusahaan sejenis di India, namanya Paytm. Karena Qasim sudah
pernah menangani jumlah transaksi Paytm yang jauh lebih besar daripada
Tokopedia saat ini, harusnya ia memang orang yang tepat untuk mengisi posisi
ini.
Target
ke Depan
Dengan pertumbuhan pengguna yang begitu
pesat, plus dipimpin oleh CTO yang sangat berpengalaman, tentunya Tokopedia
terus berkembang. Mereka memiliki beberapa target ke depan, di antaranya:
•
|
Menjadi
perusahaan yang mengutamakan mobile (mobile first company)
|
•
|
Secara
penuh menggunakan platform cloud – Walaupun ini jadinya agak bertentangan
dengan idealisme Leon dan William.
|
•
|
Mengubah
arsitekturnya ke SoA (Service oriented Architecture).
|
•
|
Membuka
API ke publik.
|
•
|
Mengganti
beberapa teknologi. Contohnya Perl sedang dalam proses untuk diganti dengan
bahasa program buatan Google, Go.
|
•
|
Sistem
peringatan (alert) dan pemantauan yang lebih canggih – Dulu hanya menggunakan
bash manual, sekarang dalam proses untuk menggunakan Runscope, Ichinga dan
DataDoc.
|
•
|
Menggunakan
beberapa pihak ketiga – Sebagai contoh, EdgeCast yang sebesar itu saja masih
pernah mati layanannya.
|
•
|
Menggunakan
datawarehouse: Cubes, Pentaho – Untuk Business Intelligence.
|
•
|
Terus
mengembangkan machine learning untuk anti phising, customer care, dll. –
Tokopedia sedang dalam pengembangan membuat bot yang bisa memberikan jawaban
paling relevan dari pertanyaan yang masuk ke sistem Customer Service (CS).
Saat ini masih menjadi assisting tool, CS akan diberikan 3 pilihan jawaban
yang paling relevan dari pertanyaan pengguna. Sejauh ini tingkat akurasinya
sudah 60%.
|
•
|
Lebih
perhatian lagi pada keamanan (infosec).
|
Catatan: Walaupun scaling itu rumit dan seringkali disebut “sebaiknya dilakukan sejak awal” ini tidak berarti serta merta dilakukan berlebihan. Apa jadinya kalau sejak awal Leon justru terlalu sibuk bereksperimen dengan Haskell, Hadoop, Erlang, CouchDB, dll.
Menyenangkan melihat semakin banyak
perusahaan teknologi yang mau berbagi pengalaman mereka soal teknologinya.
Selain Blibli, SaleStock juga sudah pernah membagikan pengalaman mereka dengan
teknologi yang digunakan.
Berbagi
pengalaman soal “kisah sukses” tentu punya nilai positif, tetapi berbagi
pengalaman soal hal-hal yang nyata seperti ini tentu akan sangat membantu
mereka-mereka yang bekerja “di lapangan” mewujudkan mimpi para pendiri startup.
TIPS: Untuk yang masih penasaran
bagaimana cara scaling para perusahaan teknologi besar itu, sering-seringlah
berkunjung ke HighScalability.com. Saya sering mampir ke situs ini sejak awal
2009. Di sana diulas arsitektur YouTube, Twitter, Flickr, dll.
Etika Berbelanja Online
di Tokopedia yang Baik dan Benar :
Sebelumnya, saya akan bicarakan dulu
mengenai risiko berbelanja online di Tokopedia. Risikonya bisa dibilang 0% bila
barang cacat atau tidak sesuai gambar, kamu bisa melakukan komplain sehingga
Tokopedia bisa mengembalikan duit yang sudah kamu transfer atau setidaknya
penjual mengganti dengan barang baru.
Sekarang mari kita mulai cara
berbelanja yang baik dan benar di Tokopedia. Begini caranya :
•
|
Bila ada detail produk yang kurang jelas tanyakan di kolom Diskusi
Produk.
|
•
|
Sabar menunggu jawaban penjual, mungkin dia super sibuk atau
belum online.
|
•
|
Hindari bertanya lewat PM (hindari saja, sebaiknya bertanya pada
bagian diskusi produk).
|
•
|
Lakukan study tour alias lakukan perbandingan, cari produk yang
sama di toko berbeda, jangan sampai membeli barang dengan harga yang
kemahalan.
|
•
|
Tuliskan alamat kirim yang sangat jelas *(ada nama penerimanya,
ada nama jalan, ada nomor rumah, ada rt dan rw-nya, ada desanya, ada
kecamatannya, ada kotanya, ada provinsinya, ada kode posnya, ada nomor hpnya)
semakin lengkap semakin kecil peluang kurir salah alamat dan lelet ngirim
barang.
|
•
|
Segera Lakukan Review atau nyatakan bahwa barang sudah diterima,
bila barang sudah diterima. Nyawa penjual Tokopedia ada di sini, kalau kamu
tidak segera melakukan review setelah menerima barang, si penjual harus
menunggu 3 hari untuk bisa mengambil duitnya. Coba bayangkan kalau si penjual
lagi ngandelin duit itu untuk hal penting di rumahnya? Jangan tega deh,
pokoknya segera lakukan review.
|
•
|
Bila penjual memberi bonus di paket penjualan, jangan lupa diri
:D berterimakasihlah atas bonus yang diberikan oleh penjual ketika melakukan
review.
|
•
|
Berikan rating yang jujur, kamu tidak harus memberi 5 bintang.
Kamu bebas memberi berapa bintang untuk toko si penjual selama itu sesuai
dengan kualitas dan kuantitas produk yang kamu dapatkan. Ingat! Pemberian
rating nggak usah pakai emosi, pakan nalar, jangan gara-gara telah sehari lantas
ngasih rating 1 bintang.
|
•
|
Kadang, ada suatu saat di mana kamu merasa produk yang kamu
dapatkan lebih bagus dari apa yang kamu harapkan, dalam situasi seperti ini,
bolehlah kamu membuat review tambahan baik berupa catatan panjang maupun
catatan pendek di blog, facebook, atau twitter. Berbuat baik itu sederhana
kok.
|
Profesionalisme :
Sikap yang baik dalam melayani pelanggan
akan memperlihatkan profesionalisme kita dalam malakukan bisnis ini. Dengan
sikap- yang baik, seperti berbahasa dengan baik, tidak sembarangan men-tag
gambar jualan, informasi yang transparan, dapat membuat pelanggan merasa lebih
nyaman dalam berbelanja sehingga kepercayaan pun dapat bertumbuh.